Menjadi salah satu instrumen investasi paling murah dan  mudah, peminat dari reksadana sendiri pun semakin banyak. Selain itu, sistem yang sediakan fitur investasi reksadana pun semakin lengkap, mulai dari e-commerce hingga aplikasi e-wallet. Tetapi sebelum kamu masuk ke dunia reksadana, ketahuliah terlebih dahulu pengertian reksadana dan cara menghitung return reksadana pasar uang, melalui pembahasan di bawah ini.

Daftar Isi

Pengertian Reksadana Pasar Uang

Reksadana Pasar Uang adalah reksadana yang 100% berinvestasi di instrumen pasar uang. seperti Sertifikat Bank Indonesia (Sbi), Deposito Berjangka, dan Obligasi yang jatuh tempo di bawah 1 tahun.

Reksadana ini tidak menggunakan biaya pembelian dengan dan penjualan ulang, tetapu menawarkan potensi taraf pengembalian lebih tinggi, daripada rekening tabungan/koran. Reksadana pasar uang juga merupakan jenis reksadana yang mempunyai risiko lebih rendah, dibanding jenis reksadana lainnya, tetapi imbal hasilnya juga lebih baik dibandingkan deposito.

Dengan memilih berinvestasi menggunakan reksadana pasar uang, dana yang kamu investasikan akan 100% diolah menjadi instrumen pasar uang, seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (Sbi) atau Obligasi dengan waktu batas kurang dari satu tahun. Artinya, untuk  bisa merasakan keuntungan  return reksadana pasar uang dengan cepat, tanpa menunggu bertahun-tahunan.

Cara Menghitung Return Reksadana Pasar Uang

Sebelum mencoba menghitung return reksadana pasar uang, kamu juga wajib tahu apa itu NAB (Nilai aktiva higienis), dan unit pernyataan, saat akan melakukan pembelian product reksadana.

Nilai Aktiva Higienis (Nab) adalah harga dari reksadana yang kamu miliki, dan bisa berubah-ubah tiap tiap harinya. Bila NAB hari ini mengalami penurunan, artinya reksadana yang kamu memiliki juga menurun. Begitu pula sebaliknya, apabila NAB mengalami kenaikan, maka reksadamu akan mengalami kenaikan.

Sedangkah unit penyertaan adalah satuan yang memperlihatkan kepemilikan, dalam reksadana itu. Jumlah unit penyertaan juga akan selalu sama, tergantung dari harga reksadana atau NAB ketika kamu membelinya.

Jadi, sebelum berinvestasi, kamu harus tahu terlebih dahulu wakut yang tepat untuk berinvestasi, product reksadana apa yang dibeli, dan juga berapa jumlah unit penyertaan yang  ada dalam reksadana. Baru selanjutnya, kamu bisa mencari tahu, apakah hasil investasi reksadana itu untung atau rugi.

Baca Juga: Informasi tentang Reksadana Pasar Uang Terbaik

Contoh menghitung return reksadana pasar uang yang perlu diketahui sebelum berinvestasi

Misalnya, Kamu akan membeli reksadana pasar uang secara online dari perusahaan A pada 13 Juni sebesar Rp10.000.000, dengan harga mutakhir reksadana Rp1000/Unit yang berdasarkan profil risiko dan tujuan investasimu. Artinya kamu akan punyai jumlah unit pernyataan reksadana sebesar:

10.000.000 / Rp1000 = 10.000 unit.

Tapi pada tanggal 13 Juli kamu berencana akan menarik dan menjual hasil investasi reksadana pasar uang, dan ingin mecari tahu apakah investasi reksadana mu mengalami keuntungan atau kerugian. Nah kamu bisa mengetahuinya dari harga mutakhir reksadana itu (Harga per 13 Juli). Dan jika kamu mengalami kenaikan jadi Rp1200/Unit, artinya investasi reksadana pasar uang kamu mendapat keuntungan.

Cara menghitungnya adalah:

10.000 unit x Rp1200 = Rp12.000.000

Hasil ini merupakan j jumlah investasi reksdana pasar uang, yang dimiliki per tanggal 13 Juli. Jadi, keseluruhan keuntungan yang diperoleh adalah sebesar:

12.000.000 (Nilai investasi per 13 Juli) – Rp10.000.000 (Nilai investasi per 13xxxx Juni)

= Rp2.000.000 (Keseluruhan return reksadana pasar uang dari 13 Juni – 13 Juli)

Sedangkan untuk menghitung taraf return reksadana pasar uang di dalam bentuk % (Persen), berikut cara hitungnya:

2.000.000 / Rp10.000.000 x 100% = 20%

Artinya, terdapat peningkatan 20% pada NAB product investasi reksadana pasar uang milikmu.

Dan itulah pengertian reksadana dan juga cara menghitung return reksadana pasar uang. Semoga informasinya bermanfaat!