Reksadana menjadi semakin mudah diakses oleh banyak orang, terutama kaum milenial, yang semakin sadar akan pentingnya berinvestasi. Kemudahan dan keterjangkauan menjadi alasan utama generasi milenial memilih reksadana sebagai sarana investasi. Namun, masih banyak yang bingung bagaimana cara memilih reksadana yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Berikut ini adalah beberapa pilihan terbaik yang dapat dipertimbangkan oleh investor sebelum memilih reksa dana yang tepat.

Daftar Isi

Cara Memilih Reksadana

1. Tetapkan tujuan investasi kamu

Jika kamu ingin berinvestasi, tentukan tujuan kamu. Apakah jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Misalnya, uang muka rumah, pendidikan, pembelian mobil, liburan, dan lain-lain. Kemudian pilihlah reksa dana yang sesuai dengan tujuan kamu. Sebagai contoh, reksa dana saham adalah investasi jangka panjangnya yaitu 5 tahun ke atas.

Sangat cocok untuk kamu yang ingin mempersiapkan dana hari tua dan biaya pendidikan anak. Namun, kurang cocok jika tujuan investasinya untuk mengumpulkan uang muka rumah. Berikutnya adalah reksa dana campuran, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka menengah 3 tahun atau lebih. Risiko lebih rendah dibandingkan reksadana saham.

Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang paling aman di antara reksadana lainnya karena risikonya paling rendah. Cocok untuk tujuan investasi jangka pendek kurang dari 1 tahun. Namun, reksadana pasar uang tidak dapat berkembang secara optimal dan tidak cocok untuk dana pensiun.

Sebaliknya, reksa dana pendapatan tetap paling cocok untuk jangka waktu 1-3 tahun. Reksa dana ini dapat digunakan sebagai pilihan diversifikasi investasi saat ekonomi masih bergejolak seperti sekarang.

2. Sesuaikan dengan karakteristik kamu

Investor selalu menginginkan keuntungan. Reksa dana dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan tabungan dan deposito. Namun demikian, namanya investasi tetap memiliki risiko, meskipun pada tingkat yang rendah. Dan masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri.

Ada tiga jenis investor:

Konservatif atau Aman, Moderat, dan Agresif. Jika kamu tidak ingin kehilangan uang atau menginginkan jaminan, kamu harus memilih obligasi atau reksa dana pasar uang. Karena reksa dana ini lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mencampurkan reksa dana saham dan obligasi. Jika kamu berani mengambil risiko, pilihlah reksa dana saham yang menawarkan imbal hasil yang tinggi.

3. Lakukan riset saat memilih manajer investasi

Setelah kamu yakin memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil dan tujuan investasi, langkah selanjutnya adalah mencari manajer investasi. Lakukan riset dengan mencari informasi di internet atau bertanya kepada teman dan kolega yang berinvestasi reksa dana dan sumber lainnya.

Konfirmasikan keabsahan perusahaan manajer investasi tersebut. Apakah perusahaan tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK atau tidak. Selain itu, waspadalah terhadap penipuan yang menggunakan logo OJK. Seolah-olah memiliki izin resmi.

Untuk itu, periksa situs web OJK untuk mengetahui daftar manajer investasi yang legal sebelum berinvestasi. Jika tidak ada, berarti perusahaan tersebut ilegal. Lihat juga prestasi saat ini dan masa lalu. Jangan memilih manajer investasi yang memiliki rekam jejak yang buruk.

Tinjau kinerja manajer investasi terhadap portofolio hasil investasi historis dan saat ini yang dikelola. kamu juga dapat menghubungi perusahaan secara langsung. Pilihlah manajer investasi yang memiliki rekam jejak yang kuat, kinerja yang baik, reputasi dan nama baik. Hal ini memungkinkan kamu untuk berinvestasi dengan aman dan terjamin.

4. Waspadai nilai penarikan reksa dana

Perhatikan juga nilai drawdown, atau persentase kerugian maksimum, untuk setiap produk reksa dana. Jika nilai penarikan reksa dana dalam satu tahun adalah sekitar 30%, berarti kinerja reksa dana sudah turun 30%.

Tingkat penarikan yang lebih tinggi umumnya hanya berlaku untuk reksa dana saham atau campuran. Untuk reksadana pasar uang, nilai penarikan relatif rendah, yaitu 0,1%. Bahkan, 0,00% bukanlah hal yang aneh.

Untuk itu, reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan terbaik bagi pemula yang takut mengambil risiko terlalu besar.

5. Pahami expense ratio dan beban biaya

Dalam investasi reksa dana dikenal istilah expense ratio. Ini adalah total biaya yang digunakan MI untuk mengelola reksa dana, termasuk biaya pemasaran, kustodian, perdagangan, dan biaya lainnya. Jika kamu melihat beban biaya yang rendah, artinya MI tersebut cukup kamul dalam mengelola produk reksadananya. Nah, itulah tadi cara memilih reksadana. Semoga bermanfaat.