Cara Menghitung Investasi Penghasilan Ataukah Kerugian, Ikuti Penjelasannya!

Memiliki penghasilan tambahan adalah impian banyak orang. Salah satunya adalah melakukan investasi. Pendapatan berupa investasi ada yang besar, ada yang kecil, bahkan ada yang minus. Bagaimana Cara Menghitung Investasi? Mari kita lihat di bawah ini.

Jika kamu baru mengenal Cara Menghitung Investasi, maka kamu perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pendapatan investasi? Pendapatan investasi adalah keuntungan yang kamu peroleh dari pembayaran dividen, bunga, atau keuntungan modal saat kamu berinvestasi atau menjual aset.

Tidak hanya itu, setiap kali kamu melakukan penarikan untuk bisa mendapatkan pendapatan investasi, jumlahnya juga bisa berbeda-beda tergantung berapa persen saat itu perusahaan tempat kamu berinvestasi memperoleh keuntungan. Menghitung pendapatan investasi bagi investor pemula tidaklah mudah. Ada bermacam cara untuk menghitung siklus pendapatan dari investasi tersebut. Simak ulasannya berikut:

Cara Menghitung Investasi Penghasilan Ataukah Kerugian, Ikuti Penjelasannya!

1. Pengembalian Total (TR)

Cara menghitung pendapatan yang pertama adalah metode menghitung pendapatan investasi yang cukup populer di kalangan investor. Sebab, dengan metode ini, investor bisa memiliki gambaran tentang tingkat pengembalian yang mereka dapatkan dalam jangka panjang. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada contoh berikut.

Misalnya, kamu berinvestasi saham yang harganya Rp 20.000. Harga saham pada tahun berikutnya naik menjadi Rp 25.000. Jadi, kamu berniat untuk menjualnya. Selama kamu berinvestasi, ternyata kamu juga mendapat keuntungan dari dividen perusahaan sebesar Rp2.000.

Dari data tersebut maka perhitungan TR adalah Rp 25.000 – Rp 10.000 + Rp 2.000 = Rp 7.000. Lalu, bagi hasilnya dengan modal awal lalu dikalikan 100. Jadi, 7000/20000 x 100 = 35. Jadi keuntungan yang kamu dapatkan dari investasi saham tersebut adalah 35%.

2. Pengembalian Kompon (CR)

Cara menghitung hasil investasi selanjutnya adalah cara menghitung kapan hasil investasi kamu diinvestasikan kembali dengan modal awal. Tujuannya tentu saja agar kamu bisa mendapatkan pengembalian investasi yang lebih besar.

Misalnya, kamu berinvestasi saham sebesar Rp 10 juta. Keuntungan dari modal ini adalah 20% dalam satu tahun. Jadi, pada akhir tahun pertama kamu mendapatkan profit atau keuntungan sebesar Rp 2 juta. kamu kemudian menginvestasikan kembali uang investasi awal dan keuntungan sehingga modal investasi kamu menjadi Rp 12 juta.

Jika dijumlahkan maka akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 14,4 juta. kamu bisa menginvestasikan kembali keuntungan tersebut dengan pola yang sama, sehingga keuntungan yang akan kamu dapatkan tentunya akan berlipat ganda lagi.

3. Pengembalian Rata-Rata Aritmatika (AMR)

Cara menghitung selanjutnya adalah menghitung laba rata-rata per tahun. Pengembalian aritmatika rata-rata adalah metode penghitungan yang relatif sederhana. Metode ini sangat cocok untuk menghitung jenis pendapatan investasi yang tidak terlalu fluktuatif.

Misalnya pada tahun 2019, return yang kamu dapatkan adalah 20%. Kemudian, di tahun 2020, Anda akan mendapatkan return sebesar 25%. Di tahun berikutnya, kamu mendapat 15%. Dari keuntungan itu, kemudian dijumlahkan hasilnya 60%.

Pengembalian 20% adalah keuntungan rata-rata yang kamu dapatkan setiap tahun. Metode ini akan bias jika keuntungan berfluktuasi atau sangat tidak stabil. Misalnya di tahun pertama profitnya 25%, di tahun berikutnya 50%, tapi di tahun berikutnya malah turun jadi 10%.

Perhitungan dengan AMR akan membuat perhitungan pendapatan investasi kamu menjadi bias. Jadi, disarankan untuk menghitung menggunakan metode lain.

Begitulah Cara Menghitung Investasi dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam Menejer investasi (MI) tersebut. Kamu bisa mengakses 3 cara tersebut dengan memahaminya terlebih dahulu. Good jobs!