Bacalah puisi “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto Bachtiar berikut ini. Lalu, jawablah soal-soal di bawahnya dengan tepat.

 

Gadis Peminta-minta

Karya Toto Sudarto Bachtiar

 

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Iklan untuk Anda: Warga Jawa Barat Yang Sakit Lutut dan Pinggul Wajib Membaca Ini!
Advertisement by
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku. ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda

 

Pernahkah kalian memiliki pengalaman batin yang sama dengan nukilan penyair pada bait-1 puisi di atas? Jika pernah, kemukakanlah respons kalian terhadap pesan bait tersebut, dengan kadar analisis yang mencerminkan pengalaman batin kalian.

Jawaban:

Pernah, yaitu melihat anak-anak gadis yang mengemis di Lampu Merah di kota besar. Saat mobil berhenti banyak anak gadis yang meminta-minta. Saya merasa kasihan terhadap gadis itu. Mungkin mereka ada yang memaksa turun ke jalan untuk mengemis. Mereka melupakan kehidupan dirinya sendiri sebagai anak-anak, melupakan tugas sekolah. Mereka mungkin tidak sekolah. Mungkin ada orang dewasa yang mengatur semua itu, si gadis dipaksa untuk mengemis.

 

Kеѕіmрulаn: Berdasarkan реrtаnуааn dаrі sоаl diatas, sауа menyimpulkan bаhwа jаwаbаn dаrі ѕоаl tеrѕеbut adalah  pernah, yaitu melihat anak-anak gadis yang mengemis di Lampu Merah di kota besar.

 

Disclaimer : Latihan soal ini hanya sebagai referensi belajar bagi siswa. Jika ada kesamaan soal maka itu hanya kebetulan saja.